TEMPO.CO, Tembagapura - Bagi Anda yang sudah menonton film The Mockingjay pasti tahu cerita tentang Distrik 13. Dalam film bergenre sains fiksi petualangan itu, Distrik 13 digambarkan sebagai lokasi yang semula dianggap tidak ada oleh penduduk negeri Panem. Belakangan, distrik itu terungkap keberadaannya.
Distrik 13 dikenal sebagai penghasil senjata dan nuklir di negeri Panem. Distrik ini dihancurkan pemerintah Panem dengan bom kimia karena penghuninya berupaya memberontak. Ternyata, meski di permukaan sudah hancur lebur, penduduk distrik ini masih bisa bertahan dengan cara hidup di bawah tanah.
Baca Juga:
Berita Menarik: Si Cantik Bawa Bendera: Ini yang Ditakutkan di Depan Jokowi
Mereka bertahan dengan membangun infrastruktur dan fasilitas untuk hidup dan bekerja di bawah tanah, dari listrik, ruang makan, hingga ruang tidur. Ternyata ruang dan bangunan di Distrik 13 mirip dengan yang ada di Indonesia, tepatnya di tambang bawah tanah milik PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Papua.
Freeport jelas tidak menyontek Hunger Games. Perusahaan tambang ini sudah mulai membangun tambang bawah tanah sejak 2008, jauh sebelum film Hunger Games, bahkan bukunya, dipublikasikan. Tempo berkesempatan mengunjungi situs tambang bawah tanah Freeport pada Senin, 17 Agustus 2015.
Untuk ke lokasi, kami harus melalui AB Tunnel atau terowongan Ali Budiardjo yang menembus gunung dengan panjang jalur hingga ke lokasi mencapai 5 kilometer. Terowongan ini hanya bisa dilalui satu mobil. Lampu ada di beberapa titik, tapi pencahayaan lebih banyak terbantu sorot lampu Land Cruiser yang kami tumpangi.
Berita Terbaru: Cemas di Depan Jokowi,Ini Hebatnya Si Cantik Pembawa BenderaKetinggian terowongan hanya 6 meter. Di kanan-kiri terowongan kadang terlihat aliran air seperti sungai kecil. Sekitar sepuluh menit perjalanan, sampailah di lokasi tambang bawah tanah Deep Mile Level Zone (DMLZ), area tambang yang memiliki fasilitas hampir serupa dengan Distrik 13.
Pencahayaan bukan masalah lagi di tambang DMLZ. Lampu ditempel di sekitar dinding yang telah disemprot semen oleh Freeport. Di sana, ada tempat berkumpul yang mampu menampung 300 orang. Kebetulan saat itu tempat tersebut sedang digunakan untuk pelaksanaan upacara peringatan 70 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Suasana di DMLZ jadi mirip pemandangan di lapangan upacara kantor pemerintah. Di area tersebut terlihat umbul-umbul, poster, podium, bahkan mic beserta sound system-nya untuk mengiringi aubade upacara. "Fasilitas di tambang bawah tanah ini memang banyak," ujar Vice President Underground Mine Operations Hengky Rumbino, Senin, 17 Agustus 2015.
Selanjutnya: Semua fasilitas tersebut disediakan untuk....